1723. SUAMI RAJIN
Pada pagi pertama setelah mereka menikah, seorang suami bangun
langsung ke dapur dan kembali membawa sarapan untuk pengantinnya.
"Ini," katanya sambil menyodorkan meja dorong berisi teh, roti, telur,
selai, dan mentega tertata rapi.
"Oh, bagus sekali! Pagi yang indah dengan suamiku yang rajin!"
"Ya," kata sang suami, "yang beginilah yang saya kehendaki kamu
siapkan setiap pagi mulai besok untuk saya!"
[Sumber: Majalah Humor edisi Februari 1994, 76]
1724. TIGA MINGGU
Paidul, si pengantin baru itu, bertemu dengan sahabat lamanya. "Nah,
bagaimana rasanya menjadi pengantin baru?" sang sahabat bertanya.
"Ya...begitulah," Paidul mengeluh. "Pada minggu pertama, saya yang
bicara dan dia yang mendengarkan. Pada minggu kedua, dia bicara dan
saya yang mendengarkan. Pada minggu ketiga, kami berdua berebut bicara
dan tetangga yang mendengarkan."
[Sumber: The Master of Ngakak, 116]
1725. MENGUMPULKAN TELUR
Seorang pendeta baru saja menikah. Sekembalinya dari bulan madu,
istrinya menunjukkan sebuah kotak kepada suaminya dan berkata: "Tolong
kamu berjanji, dalam keadaan apa pun, untuk tidak membuka kotak ini".
Walaupun dianggap agak aneh, sang suami berjanji bahwa ia tidak akan
ingin mengetahui apa yang terdapat dalam kotak itu.
Dua puluh tahun telah lewat. Pada suatu hari pendeta tersebut ingin
mencari sesuatu dalam almarinya. Ia menemukan kotak yang sudah lama
dilupakannya itu. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Keberadaan kotak
ini sudah begitu lama, sehingga aku kira tidak ada salahnya bila aku
melihat ada apa di dalamnya." Kemudian ia membuka kotaknya dan
menemukan uang sejumlah 12 juta rupiah dan 3 butir telur. Pada saat
itulah istrinya memasuki kamar. "Kan aku sudah bilang jangan melihat
apa yang ada di dalamnya," katanya dengan agak marah. Si suami yang
merasa dipergoki, kelihatan agak merasa malu dan minta maaf kepada
istrinya.
Selanjutnya sang pendeta berkata, "Karena aku sudah mengetahui apa isi
kotak ini, aku harap kamu mau menjelaskan apa artinya."
"Baiklah", jawab istrinya. "Setiap kali khotbahmu jelek, aku
meletakkan sebutir telur ke dalam kotak." Suaminya merenungkan hal ini
sejenak dan merasa cukup puas mengingat ia telah berkhotbah selama 20
tahun; tiga butir telur dalam 20 tahun artinya prestasinya cukup
baik!
"Itu sudah keberadaan ketiga butir telur itu. Namun, bagaimana
tentang jumlah uang 12 juta itu?"
"Oh, itu," jawab istrinya, "Setiap kali aku telah mengumpulkan selusin
telur, aku menjualnya."
[Sumber: Kumpulan Ilustrasi & Humor Rohani, 84 -- 85]
Satu tubuh dua nyawa. Apakah itu?
Siapa yang potong rambut tiap hari tapi tidak botak?
Jawaban: Tukang potong rambut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar