Rabu, 23 Juni 2010

hidup bagai pinsil

​“Kita semua bagaikan pensil-pensil ditangan Allah.” ~ Mother Teresa

Pensil akan berguna kalau sudah diserut hingga runcing, dia dapat dipakai untuk menulis puisi yang indah atau bisa menulis caci maki yang menyakitkan orang lain.

Setelah dipakai beberapa saat, kembali pensil akan diserut kembali, dan kembali pensil dapat digunakan menggambarkan pemandangan yang indah atau hanya coretan-coretan yang tidak bermakna.

Kita hidup ibarat pencil, bisa menghasilkan yang positif dan indah ataupun yang negatif dan menyedihkan, walau sdh positif dan indah hasilnya, pensil harus diserut agar tajam dan dapat digunakan lagi dengan baik.

Diserut sangat tidak menyenangkan, bahkan dapat menyakitkan, yg diserut bisa kesenangan kita, keegoan kita, kesibukan kita dan bisa wujud lainnya, tapi kita musti yakin hasil serutan akan membuat diri kita siap dimanfaatkan lebih maksimal.

Siapkah diri kita ? Kalau hanya mengandalkan diri sendiri jawaban pasti tidak siap atau tidak mau, tapi kalau kita memaknai bahwa tujuan kita lahir harus memberi makna kehidupan maka saya yakin dengan pertolongan Allah kita mampu mengatasinya.

Kepada semua sahabat, mari kita mulai melangkah ! Selamat pagi dan sukses selalu.
Hwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar