Jumat, 18 Juni 2010

Menjual Sisir Pada Biksu

Menjual Sisir Pada Biksu

Pertanyaan :

Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat
SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara (yang
semua kepalanya gundul) -- Bisakah anda melakukannya? Apa jawaban anda ?

a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gile
c) Aku akan sekali mencoba untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih,
sebutkanlah jumlahnya)

Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk meilhat apakah anda
termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.

Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya,
sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang
yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya
hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat
di posisi tersebut.. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang
sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara
terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para
biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali
untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
" Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada
mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan
seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya
yang ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang
rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara.
Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk
para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. B menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan
beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke
sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya
melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka
sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya
bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk
membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para
peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan
langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah
kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan
adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita
menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang
lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu
untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk
menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan.
Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah
dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal.
Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan
mengubah hidup kita."

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi
saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan.
Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah 85% SIKAP kerja yang benar Semoga
sukses !"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar