Kamis, 10 Juni 2010

MENGHADAPI KEHILANGAN

menghadapi kehilangan

Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN? Memang, ada
beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes
pada takdir, hingga bunuh diri.Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama,
yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar?
Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns
berikut ini, dapat memberikan inspirasi.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu
arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi
finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi
rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi
kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.Anak- anaknya sudah lama tak
dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli
barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan
kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa
keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok, " gerutunya kecewa.
Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank."Sebaiknya koin in Bapak
bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki
itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung
sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan
dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya
beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk
istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk
menyimpan jambangan dan stoples.. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia
memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia
melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih
melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.Kayunya indah, warnanya bagus, dan
mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100
dollar kepada lelaki itu.Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun
pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi
agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai
istrinya. Dia menukar kayu
tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun
segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru.

Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela
dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita
terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak
ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun
setuju. Kemudian
mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat
itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas
uang itu, lalu kabur.Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati
suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan?Apa yang
diambil oleh
perampok tadi? Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh,bukan apa-apa.
Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan.

Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa
sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki
apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki
apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebiha
n.

Teringat lirik dalam lagu dibawah ini

HATI S’BAGAI HAMBA (Cipt:. Jonathan Prawira)

Ku tak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Kutinggal semua pada akhirnya
Saat ku kembali ke surga

Inilah yang ku punya
Hati s’bagai hamba
Yang mau taat dan setia
Pada-MU BAPA

Kemanapun kubawa
Hati yang menyembah
Dalam Roh dan Kebenaran
Sampai s’lamanya…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar