Kamis, 10 Juni 2010

KARMA KEBAIKAN

Pada sebuah senja dua puluh tahun yang
> > lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti
> > seorang mahasiswa
> > berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat
> > saji di kota
> > metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak
> > sepi,
> > dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam
> > restoran
> > tersebut.
> > "Tolong sajikan saya semangkuk nasi
> > putih."
> >
> > Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada
> > pemilik rumah makan.
> > Sepasang suami istri muda pemilik rumah
> > makan, memperhatikan pemuda ini
> > hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak
> > memesan lauk apapun, lalu
> > menghidangkan semangkuk penuh nasi putih
> > untuknya.
> > Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan
> > sedang membayar berkata dengan pelan :
> > "dapatkah menyiram sedikit kuah sayur
> > diatas nasi saya."
> >
> > Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum
> > :
> > "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar
> > !"
> > Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir :
> > "kuah sayur gratis."
> > Lalu memesan semangkuk lagi nasi
> > putih.
> > "Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan
> > berikan lebih
> > banyak lagi nasinya."
> > Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan
> > berkata kepada pemuda ini.
> > "Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan
> > membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !"
> >
> > Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah
> > makan berpikir pemuda ini
> > tentu dari keluarga miskin diluar kota , demi
> > menuntut ilmu datang kekota,
> > mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan
> > dalam keuangan itu sudah pasti.
> >
> > Berpikir sampai disitu pemilik
> > rumah makan lalu menaruh sepotong
> > daging dan sebutir telur
> > disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus
> > nasi tersebut sepintas
> > terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan
> > kepada pemuda
> > ini.
> >
> > Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui
> > suaminya sedang membantu pemuda ini,
> > hanya dia tidak mengerti, kenapa
> > daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?
> > Suaminya kemudian
> > membisik kepadanya :
> > "Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya
> > dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya,
> > harga dirinya pasti akan
> > tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia
> > ket empat lain
> > hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk
> > bersekolah."
> >
> > "Engkau sungguh baik hati, sudah menolong
> > orang masih menjaga harga dirinya."
> >
> > "Jika saya tidak baik, apakah engkau akan
> > menjadi istriku ?"
> > Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat
> > membantu orang lain.
> >
> > "Terima kasih, saya sudah selesai makan."
> > Pemuda ini pamit kepada mereka.
> >
> > Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia
> > membalikan badan melihat
> > dengan pandangan mata berterima kasih kepada
> > mereka.
> >
> > "Besok singgah lagi, engkau harus tetap
> > bersemangat !" katanya sambil melambaikan tangan,
> > dalam perkataannya
> > bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan
> > datang
> > lagi.
> >
> > Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca
> > terharu, mulai saat itu setiap sore
> > pemuda ini singgah kerumah makan mereka,
> > sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi
> > putih dan
> > membawa pulang sebungkus
> > untuk bekal keesokan
> > hari.
> >
> >
> > Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari
> > terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai
> > pemuda ini
> > tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
> >
> > Pada suatu hari, ketika suami ini sudah
> > berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah
> > surat
> > bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba
> > kehilangan mata
> > pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di
> > luar negeri yang
> > perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini
> > berpelukan menangis
> > dengan panik.
> >
> > Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai
> > pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor
> > bonafid.
> >
> > "Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari
> > sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami
> > mengundang kalian
> > membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah
> > menyediakan semuanya
> > kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana,
> > keuntungannya akan
> > dibagi 2 dengan perusahaan."
> >
> > "Siapakah direktur diperusahaan kamu ?,
> > mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat
> > mengenal seorang yang
> > begitu mulia !" sepasang suami istri ini berkata
> > dengan terheran.
> >
> > "Kalian adalah penolong dan kawan baik
> > direktur kami, direktur kami paling
> > suka makan telur dan dendeng buatan
> > kalian, hanya itu yang saya tahu,
> > yang lain setelah kalian bertemu
> > dengannya dapat bertanya kepadanya."
> >
> > Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk
> > nasi putih ini muncul,
> > setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya
> > pemuda ini dapat membangun
> > kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi
> > seorang direktur yang sukses
> > untuk kerajaan
> > bisnisnya.
> >
> > Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah
> > berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak
> > membantunya
> > dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan
> > menjadi sesukses
> > sekarang.
> >
> > Setelah berbincang-bincang, suami istri ini
> > pamit hendak meninggalkan kantornya.
> >
> > Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan
> > dengan membungkuk
> > dalam-dalam berkata kepada mereka :"bersemangat ya
> > ! di kemudian hari
> > perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu
> > besok !"
> >
> > Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam
> > kehidupan manusia adalah
> > suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.
> >
> >
> > TERHARU?, ayo mulai jangan> sungkan untuk berbuat baik
> > hari
> > ini...
> > You never know... what will
> > happens tommorow?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar