KUCING KAMI DEMOKRAT SEJATI
Kisah ini terjadi pada tahun 1960, ketika Partai Komunis berkuasa di
Rusia.
Di sebuah sekolah dasar di Moskow, Boris yang berusia 6 tahun diminta
gurunya memberikan contoh sebuah anak kalimat yang menerangkan sifat.
"Kucing kami baru saja beranak 5 ekor," kata Boris, "yang semuanya
komunis sejati."
Bukan main senangnya hati pak guru melihat penguasaan Boris akan tata
bahasa sekaligus slogan partai. Kalau nanti pengawas pendidikan datang
ke sekolah itu, maka gurunya meminta Boris yang menjawab.
Minggu berikutnya, ketika pengawas pendidikan mengunjungi kelasnya,
pak guru memberi isyarat pada Boris, agar bocah itulah yang menjawab
pertanyaan yang akan dilontarkannya di depan pengawas. Pak guru pun
mulai mengajukan pertanyaan.
"Kucing kami baru saja beranak 5 ekor," jawab Boris, "mereka semua
demokrat sejati ...!"
Pak guru kaget dan tergagap. "Ta ... tapi Boris, minggu lalu jawabanmu
bu ... bukan itu."
"Pak Guru, setelah 1 minggu, mata anak-anak kucing itu sudah terbuka
lebar ...!"
PASTI KELUAR
Terjadi kecelakaan hebat dalam terowongan kereta api. Semua penumpang
yang selamat terjebak di tengah terowongan. Saat itu semuanya panik,
banyak penumpang yang berteriak, "Kita tidak bisa keluar, kita
terjebak, kita akan mati."
Tiba-tiba seorang pak tua berteriak, "Tenang-tenang, kita semua pasti
akan keluar, saya jamin!!" Kemudian suasana menjadi tenang. Lalu,
seorang penumpang bertanya: "Bagaimana caranya keluar? Semua jalan
keluar tertutup?"
Dengan tenang, pak tua menjawab: "Kita pasti keluar di koran besok
...."
PAHLAWAN PERANG
Polem adalah seorang serdadu yang sudah kenyang ditugaskan di daerah
konflik. Oleh tetangganya, Polem dijuluki pahlawan perang. Tapi Polem
harus membayar mahal karena banyak anggota tubuhnya yang sudah palsu
akibat luka-luka semasa bertugas di medan tempur. Kaki Polem palsu,
tangannya palsu, dan berbagai anggota tubuh lainnya juga palsu. Tapi
ada satu kebiasaan Polem yang tak hilang. Yaitu kegemarannya main
taruhan. Suatu hari, Polem bertaruh dengan tetangganya, si Robi.
Polem: Robi, ayo kita bertaruh.
Robi: Taruhan apa, Pak Polem?
Polem: Saya akan menggigit telinga saya sendiri.
Robi: Ah, mana mungkin ada orang bisa menggigit telinga sendiri.
Melihat tanpa cermin pun tidak bisa. Apalagi menggigit.
Polem: Makanya, taruhan Rp 500 ribu, yuk!
Robi: Oke, siapa takut.
Setelah disepakati, Polem pun melepas telinga palsunya dan
menggigitnya. Robi jelas kesal karena kalah taruhan. Keesokan harinya,
Polem menantang Robi taruhan lagi.
Polem: Mau taruhan lagi, Rob?
Robi: Oke, tapi saya yang pilih jenis taruhannya.
Polem: Oke, no problem.
Robi: Kalau Pak Polem bisa menggigit mata sendiri, saya bayar 1 juta.
Robi berani bertaruh seperti itu karena Polem bisa melihat dengan
jelas dan tidak buta. Maka tidak mungkin ia melepas bola matanya.
Karena bola mata itu asli. Tapi dasar Polem si Pahlawan Perang, dia
pun tetap nekat.
Polem: Oke, saya setuju!
Polem pun segera melepas gigi palsunya, dan menggigitkan gigi itu ke
matanya sendiri.
Tertawa 5 -- 10 menit bisa merangsang pengeluaran endorphine dan
serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin. Ketiga
zat ini merupakan zat yang baik buat otak. Kalau tubuh dirangsang
untuk mengeluarkan zat-zat ini, kita akan merasa lebih tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar